skip to main |
skip to sidebar
MOZAIK ISLAM MEMBAWA PERUBAHAN BAGI INDONESIA BAHKAN DUNIA
Indonesia dulu adalah sebuah kepulauan
yang memiliki kekayaan melimpah baik dari kekayaan alam maupun kaya akan
keanekaragaman budaya. Pada zaman kebudayaan Hindu periode keemasan kerajaan
Majapahit di pulau Jawa, dan kerajaan Sriwijaya di pulau Sumatera. Islam datang
diperkenalkan oleh para saudaragar dari Arab dengan santun dan tidak memaksakan
kehendak siapapun. Dakwah islam yang dilakukan dengan berdagang itu membuat
orang-orang tertarik untuk memeluk agama Islam. Apalagi agama islam begitu
toleran dan mudah. Sedangkan hal yang membuat rakyat tertarik memeluk islam
adalah islam tidak mengenal perbedaan kasta. Semua manusia mempunyai kedudukan
yang sama, hanya ketakwaannyalah membedakannya. Hubungan ekonomi dengan
pedagang Arab membawa banyak keuntungan bagi rakyat dan kerajaan. Hingga
terjadilah islamisasi secara besar-besaran dari raja diikuti rakyatnya. Tentu
saja mereka memeluk agama islam atas kesadaran hati nurani mereka tanpa ada
paksaan siapapun.
Walisongo merupakan tokoh yang berperang
penting dalam mengembangkan agama islam di pulau Jawa. Para Wali tersebut,
kebanyakan sakti, berkaromah, lebih hebat ketimbang Pendekar Ulat Sutra maupun
Pemanah Burung Rajawali. Para Wali bersifat luwes, tegas, agung, berwibawa,
belas kasih, dan telaten dalam membina masyarakat yang masih awam maupun
masyarakat yang sudah mapan pengalamannya terhadap pengetahuan agama. Salah
satu hal yang melekat dari seorang wali adalah sifat zuhudnya, yaitu
mementingkan amalan-amalan yang menuju ke akhirat dan meninggalkan kesenangan
duniawi. Karena keteladanan beliau menjadi panutan bagi rakyat Jawa. Apalagi
dalam proses dakwah menyebarkan islam para wali memanfaatkan masyarakat pada
saat itu untuk menarik perhatian. Sehingga muncullah budaya baru yang
bernafaskan islam dengan kreatifitas, syarat makna dan tidak terlepas dari
syariat seperti tembang macapat, dolanan, alat musik, pertunjukkan wayang
dan gending tarian.
Para Wali sama sekali tidak menggunakan
kekerasan untuk berdakwah. Mereka menempuh jalan damai, dakwah bil hal, dengan
tingkah laku dan perbuatan mereka sendiri yang sesuai dengan ajaran Islam.
Sehingga tampaklah mutu dan ketinggian agama Islam yang sangat demokratis itu.
Mereka juga memanfaatkan media masyarakat pada saat itu sebagai sarana
penunjang dakwah. Mereka berusaha keras menciptakan budaya baru yang penuh
kreatifitas sehingga lahirlah aneka jenis mainan dan dolanan anak-anak yang
bernafaskan falsafah Islami, baik berupa tembang atau lagu, gending tarian dan
aneka jenis permainan lainnya.
Para wali juga menciptakan sastra
Jawa yang sangat tinggi nilai estetis dan falsafahnya, seperti Suluk, lakon
Wayang Caranga Dewa Ruci, dan beberapa karya sastra lainnya. Kisah perjuangan
mereka sangat unik. Pada saat berhadapan dengan rakyat jelata, rakyat awam,
orang-orang sakti, para sarjana (Brahmana dan pendeta Budha) maupun ketika
berhadapan dengan para penguasa.
Munculnya agama islam tidak menghambat
kebudayaan yang ada di Jawa, namun para wali memodifikasi kebudayaan yang ada
dikembangkan lebih bernafaskan islami. Budaya-budaya yang diperkenalkan oleh
para wali secara tidak langsung adalah pendidikan islam yang memberi pengajaran
kepada manusia tentang kehidupan yang sesuai tuntunan nabi Muhammad Saw semisal
seperti cerita tokoh wayang, makna tembang dolanan Lir-ilir, padang bulan dan
sebagainya. Sebagai seorang wali, masyarakat pada zaman itu selalu
meminta pertolongan kepada wali songo dalam menghadapi masalah kehidupan dunia
seperti pertikaian misalnya, bahkan tak jarang para penguasa meminta nasihat
dan petunjuk kepada para wali dalam menghadapi masalah rakyatnya.
Peranan para wali begitu penting bagi
kehidupan masyarakat pada zaman itu. Wali songo tersebar luas di tanah jawa.
Karena dakwah islam harus disebarluaskan demi menyelamatkan rakyat dari
kejahiliahan dan kebodohan. Selain dakwah islam yang diperkenalkan melalui
budaya, mereka juga mendirikan pesantren dengan memberi kesempatan untuk
menimba ilmu agama bagi masyarakat luas tanpa mengenal kasta. Perjuangan para
walisongo sangatlah besar dalam menyebarkan agama islam di tanah Jawa , bahkan
ke Nusantara, baik dilakukannya sendiri sewaktu masih muda sambil berdagang
ataupun ataupun melalui murid- muridnya yang ditugaskan keluar pulau.
Para wali songo tidak bisa membiarkan
syariat Islam diremehkan dengan paham aliran kufur. Dakwah islam yang
disebarkan dan diajarkan para wali songo benar-benar dijaga kemurniannya.
Keteguhannya dalam menyiarkan agama Islam secara murni dan konsekuen berdampak
positif bagi generasi Islam berikutnya. Islam yang disiarkannya adalah Islam
sesuai ajaran Nabi, tanpa di campuri kepercayaan atau adat istiadat lama.
Sehingga jelas sekali tidak benar jika ada doktrin yang menyebutkan islam yang
dibawa oleh walisongo adalah islam kejawen. Karena wali songo melakukan dakwah
islam begitu santun, murni sesuai syariat islam serta tanpa ada unsur
kekerasan. Kontribusi wali dalam mengusir para
penjajah barat juga tidak bisa dilupakan. Perlawanan dalam membela bangsa dan negara dikobarkan seperti
perebutan kembali sunda kelapa oleh
Fatahillah.
Indonesia mengalami penderitaan,
kemiskinan dan kebodohan yang berlarut-larut selama masa penjajahan dari
bangsa Belanda, bangsa Inggris hingga bangsa Jepang,. Seakan pasrah menjadi
negara penjajah. Berbagai pemberontakan dilakukan oleh penduduk namun perlawanan
tersebut dilakukan sendiri-sendiri atau pun per daerah sehingga tidak
berpengaruh. Pengalaman menjadi guru kehidupan bagi Indonesia untuk merubah dan
membebaskan indonesia dari penjajahan selama beratus tahun. Fakta yang jelas
adalah ketika islam hadir di nusantara (Indonesia) yang masih kental dengan
kebudayaan hindu budha, islam membawa perubahan yang besar. Islam menjadi
penerang Nusantara dari kegelapan kejahiliahan dan kukufuran. Karena al Qur’an,
kitab suci islam menjadi pedoman hidup sepanjang masa yang mengatur segala
aspek kehidupan baik dunia maupun akhirat. Mengatur hukum politik, ekonomi dan
lain sebagainya. Al Qur’an menjadi sumber kitab suci satu-satunya di dunia ini yang
mengatur perkara baik akhirat maupun
perkara dunia. Kalam Allah yang membawa
ketentraman bagi pemiliknya, yang mengamalkannya.
Kedatangan bangsa Eropa menjadi tanda
peringatan yang besar sebagai pengalaman pahit yang pernah dialami, dijajah
selama 350 tahun oleh bangsa Belanda, belum bangsa Iggris dan bangsa
Jepang selama 3 ½ tahun. Pada awalnya tujuan mereka adalah mengeruk kekayaan
bangsa Indonesia namun, sejarah telah menguak sebuah fakta bahwa sejak dulu
umat Muslim berperang dengan bangsa Eropa. Kenapa demikian? Inilah sejarah
peradaban dunia yang dibiarkan berdebu oleh manusia.
Perang salib yaitu perebutan Yarussalem antara orang
kristen (Eropa) dengan orang islam (Damaskus) menjadi sejarah pahit bagi dunia. Kemenangan islam merebut
Yarussalem yang dipimpin oleh Sultan Salahuddin al ayyubi membawa pengaruh yang
besar bagi dunia. Yarussalem yang dulu suram, gersang serta berbagai perlakuan
yang tidak adil terhadap kaum muslim dilakukan
Raja Philip (Prancis) penganut kristen . Namun setelah Yarussalem berhasil
direbut, di bawah kemimpinan
Sultan Salahudin keadaan Yarussalem menjadi lebih baik. Pada masa pemerintahan sultan
Salahudin al Ayyubi keadilan dan kesejateraan benar-benar diperhatikan tanpa
adanya perbedaan untuk orang-orang islam maupun untuk orang-orang non muslim
(kristen dan yahudi). Peraturan dan perjanjian antara orang muslim dan orang
non muslim dibentuk dengan seadil-adilnya tanpa bertentangan dengan syariat
islam. Semua
rakyat diperlakukan adil dan dilindungi oleh sultan Salahudin al Ayyubi.
Disinilah perbedaan antara pemerintahan pada masa Raja Philip dan sultan
Salahudin al Ayyubi. Sejak zaman Nabi agung Muhammad Saw. Sudah memberi
tauladan kepada umatnya dalam memimpin sebuah pemerintahan. Hal itu pun sudah
tersirat dalam al qur’an dan as sunnah. Bagaimana Rasulullah mengatur hubungan
antara orang-orang muslim dengan orang nasrani dan orang yahudi yang tertera
dalam piagam madinah.
Kekalahan bangsa Eropa dalam perang
salib telah membuka matanya mencari dunia baru. Eropa mengalami pencerahan
akibat bersinggungan dengan orang-orang Islam dalam Perang Salib ini. Merupakan
fakta jika jauh sebelum Eropa berani melayari samudera, bangsa Arab telah
dikenal dunia sebagai bangsa pedagang pemberani yang terbiasa melayari samudera
luas hingga ke Nusantara. Warga pribumi nusantara hidup dalam kedamaian pada masa
kerajaan islam berubah drastis saat orang-orang Eropa mulai berdatangan dengan
dalih berdagang, namun membawa pasukan tempur lengkap dengan senjatanya. Hal
yang ironis, tokoh yang menggerakkan roda sejarah dunia masuk ke dalam kubangan
darah adalah dua orang Paus yang berbeda. Pertama, Paus Urbanus II, yang
mengobarkan perang salib untuk merebut Yerusalem dalam Konsili Clermont tahun
1096. Dan yang kedua, Paus Alexander VI.
Paus Alexander VI pada tahun 1494
memberikan mandat resmi gereja kepada Kerajaan Katolik Portugis dan Spanyol
melalui Perjanjian Tordesillas. Dengan adanya perjanjian ini, Paus Alexander
dengan seenaknya membelah dunia di luar daratan Eropa menjadi dua kapling untuk
dianeksasi. Garis demarkasi dalam perjanjian Tordesilas itu mengikuti lingkaran
garis lintang dari Tanjung Pulau Verde, melampaui kedua kutub bumi. Ini
memberikan Dunia Baru kini disebut Benua Amerika kepada Spanyol. Afrika serta
India diserahkan kepada Portugis.
Inilah latar belakang dimulainya zaman
impreialisme dan kolonialisme yang telah direncanakan Paus Alexander VI yang
bertujuan gold, gospel dan glory. Dilema bangsa Eropa pada perang salib
mengakibatkan kebengisan tak ada ampun untuk menjajah bangsa indonesia,
terutama kerajaan-kerajaan islam.
Penjajahan masa imperialisme dan
kolonialisme tidak hanya terjadi di Indonesia, ternyata di negara tetangga
seperti Malaysia, India, Afrika selatan, Sri langka dan masih banyak lagi.
Banyak rakyat pribumi yang menderita dan mati tersiksa karena perbudakan dan
kerja rodi oleh ambisi para penjajah. Penderitaan yang tidak berujung ini
menimbulkan simpati terhadap para tokoh negarawan di berbagai negara. Mereka
mengkritik pedas kesewenang-wenangan para penjajah sehingga timbulah pemikiran
nasionalisme, komunisme dan demokratisme. Paham ini pertama kali timbul di
Amerika Serikat karena ketidakadilan perlakuan pemerintah Amerika Serikat
terhadap orang-orang yang berkulit putih dan orang berkulit hitam. Dengan
berakhirnya masa penjajahan dan kolonialisme, secara tidak langsung seluruh dunia
sudah berkiblat pada Amerika serikat. Banyak negara-negara yang mengubah sistem
pemerintahannya menjadi negara Republik. Kebebasan dan hak asasi manusia memang
dijunjung tinggi, namun ini tak menjadi solusi dari deskriminasi dan kekerasan
yang dilakukan bangsa Barat terhadap umat islam. Mungkin kita tidak tahu? Orang islam
yang bermukim di Amerika serikat sering dikucilkan dan terisolasi. Mereka
diklaim sebagai teroris. Sulit sekali bagi orang islam terutama wanita
berjilbab mendapatkan pekerjaan, pendidikan ataupun hak yang seharusnya sama
dengan orang non muslim di negara-negara asing yang mayoritas non islam.
Ketidak adilan dan deskriminasi menjalar
sehingga menimbulkan percikan-percikan dendam dan permusuhan yang tiada
berujung. Berbeda dengan negara kita negara Indonesia yang terkenal dengan
bangsanya yang ramah tamah. Kenapa Indonesia mampu bersikap toleran meskipun
terdiri dari beribu-ribu suku etnis yang berbeda, berbeda agama dan budaya?
Apakah karena sistem pemerintah Indonesia yang berasaskan demokrasi dan
berideologi pancasila? Bukankah itu tidak jauh berbeda dengan bangsa barat
Amerika Serikat yang nota bene pencetus negara demokrasi? Kenapa bangsa
indonesia mampu menerapkan kehidupan rukun beragama? Jangan pernah melupakan
bahwa indonesia adalah bangsa timur yang menjujung nilai-nilai moral yang
luhur. Sejak dulu, sejak zaman hindu buda bangsa indonesia dikenal bangsa yang
menjujung tinggi nilai-nilai luhur. Karena sikap sopan santun dan keterbukaanya
inilah, islam diterima dan disambut baik oleh bangsa Indonesia. Sayang sekali,
sedikit demi sedikit nilai-nilai luhur itu mulai menipis akibat masuknya budaya
Barat ke Indonesia.
Pada era globalisasi ini disadari atau
tidak, hampir semua bidang kehidupan rakyat Indonesia yang mayoritas beragama
Islam telah dijajah moralnya oleh bangsa lain, terutama bangsa barat yang note
bene bukan Islam bahkan cenderung tidak menghiraukan norma-norma agama.
Berbagai penyelewengan sosial dan diskriminasi yang memenuhi berita di media
massa. Wacana tersebut tidak bisa terlepas dari pengaruh budaya Barat dan
rendahnya kesadaran individu sebagai bangsa indonesia ber-Ketuhanan yang maha
Esa.
Globalisasi besar-besaran membawa
pengaruh yang besar bagi bangsa Indonesia baik berdampak positif maupun
negatif. Perkembangan IPTEK baik dari komunikasi, informasi, transportasi
memudahkan kehidupan manusia sehingga timbul gaya hidup pragmatisme dan
hedonisme. Secara tak langsung Indonesia mulai berkiblat pada budaya
kebarat-baratan semisal hiburan hollywood.
Pada zaman sekarang, pesta film dari
Hollywood tidak lagi harus ditonton melalui layar perak di gedung bioskop,
melainkan langsung masuk ke dalam rumah dan disodorkan di hadapan anak-anak dan
generasi muda kita. Kita sudah tahu jenis hiburan apa saja yang disajikan para
produser Hollywood untuk meracuni benak dan cara berpikir generasi muda di
Indonesia ini. Pornografi, kekerasan dan tindak anti sosial lainnya. Ironisnya
hal itu ternyata malah akrab dengan hidup keseharian generasi muda bangsa
Indonesia. Mereka lebih suka menikmati film-film import ketimbang film buatan
dalam negeri. Belum lagi jalur Internet yang bebas sensor memasuki layar
komputer kita. Dari internet tersebut seorang pelanggan dapat melihat tampilan
majalah porno dan sekaligus mengcopy gambar-gambar bebas aurat tanpa dikenakan
sanksi apapun. Inilah penjajahan moral generasi secara besar-besaran yang
terjadi di Indonesia.
Akses internet yang menjangkau tanpa
batas sehingga tanpa sadar justru berdampak buruk terhadap perkembangan
karakter. Ditambah lagi budaya meniru kebarat-baratan atau meniru idolanya
membawa perubahan dari cara berpakaian, bergaul dan gaya hidup mewah. Mereka
menjadi tidak malu ataupun sungkan mempertontonkan hal yang tak semestinya
diperlihatkan. Hal yang seharusnya tidak wajar di zaman dulu menjadi wajar
dizaman sekarang, sesuatu yang sebetulnya buruk menjadi lumrah dan dimaklumi. Nilai-nilai budi
pekerti luhur yang dulu dijunjung sekarang mulai terabaikan dan hilang ditelan
masa. Sebagai contoh realita sekarang, perceraian yang dulu sangat dihindari
sekarang menjadi hal yang biasa. Melakukan hubungan seks terhadap yang tidak
halal menjadi hal yang biasa, dilakukan tanpa rasa malu di tempat umum tanpa
ada teguran tegas dari masyarakat. Nilai susila di masyarakat mulai tak berlaku
karena Indonesia kini telah melandaskan aturan terhadap kebebasan dan hak asasi
manusia. Asalnkan kedua pihak suka sama suka, meskipun itu adalah perbuatan
yang nista menurut norma susilan dan menjadi dosa menurut norma agama. Nikah
setelah hamil menjadi hal yang biasa saja di masyarakat, anak-anak SMP-SMA yang
masih virgin bisa dihitung dengan jari sedangkan yang sudah tidak virgin
melebihi 80%. Ironisnya,
menteri kesehatan malah memfasilitasi dengan adanya sosialisasi pemakaian
kongdom terhadap masyarakat. Meskipun maksud dan tujuannya baik, namun dampak
buruknya justru lebih besar .
Semakin bobrok budi pekerti bangsa indonesia yang tak
memiliki rasa malu, sopan santun, dan unggah-ungguh. Mentri kesehatan
menghalalkan pergaulan seks
bebas dengan menggalakkan program penggunaan kingdom kepada masyarakat khayalak. Belum lagi di beberapa kota besar seperti Surabaya dan
Jakarta melegalkan lokalisasi dengan dalih untuk mencegah tersebarkan AIDS.
Para pejabat berpangku tangan dan tak mau ikut campur dalam penutupan
lokalisasi. Mereka lebih memilih bungkam dan menerima aliran dana yang
disalurkan oleh lokalisasi tersebut. Sebenanrnya apa yang terjadi dengan
Indonesia? Dimana indonesia yang dulu penuh dengan adab ketimuran?
Kebobrokan karakter bangsa semakin
nampak dengan adanya sistem-sistem kotor yang menjalar di berbagai lembaga.
Indonesia sudah menjadi negara juara ketiga
terkorup se-Asia. Uang dan kekuasaan merupakan
senjata ampuh yang mampu mematahkan moral manusia. Uang bisa membeli hukum,
kekuasaan, informasi, politik, pekerjaan dan sebagainya. Sehingga tak kaget
jika orang yang salah dibenarkan sedangkan orang yang benar disalahkan, karena
uang menjadi pion utama dalam kehidupan hedonisme. Karena uang pun orang tidak mau
menegakkan kebenaran dan lebih membela yang salah. Begitu pula dengan
kekuasaan. Karena taklid dengan atasan sehingga takut untuk menentang meskipun
sesunggunya itu
jelas sebuah penyimpangan.
Takut kehilangan jabatan /posisi yang dijanjikan, takut diPHK dan takut
kehilangan pekerjaan. Sedikit sekali orang yang mementingkan kepentingan orang
banyak dari pada kepentingan pribadi. Sedikit sekali orang yang mengungkapkan
kebenaran tanpa tergiur oleh uang dan kekuasaan. Sedangkan kehidupan di zaman
sekarang serba sulit, persaingan semakin ketat, setiap orang membutuhkan uang
agar kebutuhan tercukupi, setiap orang menginginkan jabatan dan posisi yang
bagus agar dihargai oleh masyarakat.
Disadari atau tidak, Indonesia, negara kita telah ditindas negara asing karena kebodohan
kita sendiri? Sedikit-demi sedikit investor Barat mulai menguasai sumber kekayaan alam
Indonesia. Meskipun berkat mereka, tenaga kerja Indonesia banyak yang terserap.
Apakah tidak terpikir bagi kita, Indonesia yang menjadi investor di negara
sendiri dengan tenaga kerja bangsa sendiri dan untuk kesejahteraan bangsa
Indonesia sendiri?
Template by:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimaksih atas koment nya....